Kesimpulan Pertemuan 2
·
Pembangunan Ekonomi
Daerah dan Otonomi Daerah
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses
kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
Negara.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Nilai Dasar
Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia = Nilai
Unitaris, Nilai dasar Desentralisasi Teritorial
Prinsip
Otonomi yang Dianut = Nyata, Bertanggung jawab, Dinamis
Perundang-undangan
yang berhubungan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah =
1.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah
2.
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
3.
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
4.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
5.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
6.
Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
7.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Saat Orde baru = Repelita I , Repelita II,
Repelita III, Repelita IV
·
Sektor Pertanian
Pertanian adalah
kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Potensi
Bidang
Pertanian
Indonesia
Indonesia mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan
untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa
depan.
·
Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai
sarana pendukung sektor pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang
dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.
·
Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan
prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga
kerja Indonesia.
·
Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap
peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat
ketergantungan Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian.
Kontribusi Pertanian
Terhadap Produktivitas
Kemampuan Indonesia meningkatkan produksi pertanian untuk
swasembada dalam penyediaan pangan sangat ditentukan oleh banyak faktor
eksternal maupun internal
Factor eksternal
: iklim
Faktor
internal : lusa lahan, bibit, berbagai macam pupuk (seperti urea,
TSP, dan KCL), pestisida, ketersediaan dan kualitas infrastruktur, termasuk
irigasi, jumlah dan kualitas tenaga kerja (SDM), K, dan T.
Strengths (kekuatan)
Weakness (kelemahan)
Opportunities (peluang)
Threats (ancaman)
·
Konsep Industrialisasi
Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul
dari pengembangan yang mantap penelitian dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia
dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan alat-alat
bantu mekanik, kimiawi, mesin, dan organisasi serta intelektual dalam produksi
Proses
industrialisasi bisa dipahami melalui konsep pembangunan, karena arti
pembangunan dan industrialisasi seringkali dianggap sama.
Secara umum kaitan antara
pembangunan dengan industrialisasi dijelaskan oleh Garna (1997:17-18), yakni:
§
Bahan
untuk proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur
kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
§
Pembangunan
industri merupakan upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan
memanfaatkan sumber daya alam.
§
Pembangunan
industri akan memacu dan menyangkut pembangunan sektor lainnya, yang dapat
memperluas lapangan kerja yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan dan daya
beli masyarakat.
§
Dalam
pembangunan industri akan terjadi ketimpangan yang merugikan, yang bersifat
ekonomi ataupun non ekonomi.
Tumin (dalam Lavner, 1989:430-431)
melukiskan jenis-jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat
menuju industrialisasi antara lain:
Ø Pekerjaan bergeser dari kegiatan
yang memberikan kepuasan hakiki, keperanan sebagai alat untuk meningkatkan
kesejahteraan artinya, mendapat ganjaran itu sendiri;
Ø Ganjaran yang tersedia untuk
didistribusikan meningkat;
Ø Ganjaran didistribusikan atas dasar
yang agak lebih kecil;
Ø Terjadi pergeseran dalam peluang
hidup di berbagai status sosial;
Huntington (1986:37),menjelaskan
mengenai perubahan masyarakat tradisional ke masyarakat industri.
Ciri
masyarakat tradisional antara lain: Ciri masyarakat modern antara lain:
1. Tidak
menjaga waktu 1. Menjaga waktu
2. Orientasi
pada masa lalu 2. Orientasi pada masa depan
3. Status
terikat pada tempat asal 3.
Dinamik, mobilitas
4. Fanatik 4.
Toleran
5. Tertutup 5. Terbuka
Masalah Keterbelakangan
Industrialisasi di Indonesia
Faktor-Faktor
yang dapat menghambat perkembangan perindustrian adalah:
Ø Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam
bidang teknologi menghambat efektivitas dan kemampuan produksi.
Ø Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi
penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi
terbaru.
Ø Keterbatasan dana pemerintah
Kebijakan Industrialisasi
§
Dirombaknya
sistem devisa. Sehingga transaksi luar negeri menjadi lebih bebas dan lebih sederhana.
§
Dikuranginya
fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara, dan
kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta
bersama-sama dengan sektor BUMN.
§
Diberlakukannya
undang-undang penanaman modal asing (PMA). Dalam
implementasinya ada empat argumentasi basis teori yang melandasi suatu
kebijakan industrialisasi, yaitu keunggulan kooperatif, keterkataitan
industrial, penciptaan kesempatan kerja, dan loncatan tekonologi
Peranan Sektor Industri Indonesia
Sektor
industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia setelah sektor
pertanian. Di Indonesia industri dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri
besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga.
Dampak Industrialisasi Di Indonesia
Beberapa dampak
positif dari pembangunan Beberapa dampak negatif dari pembangunan
industri: industri:
1. Menambah
penghasilan penduduk. 1.
Terjadinya arus
urbanisasi.
2. Menghasilkan
aneka barang. 2.
Terjadinya pencemaran
lingkungan.
3. Memperluas
lapangan pekerjaan. 3.
Adanya sifat
konsumerisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar